Krisis Kepercayaan Diri...

Kadang kita buta dengan segala peluang-peluang kita yang sebenarnya sudah ada di depan mata. Namun terkadang, ada sesuatu hal yang selalu menghantui pikiran kita. Perasaan itu jika di biarkan terus akan menjadi sebuah masalah yang pelik dan akan semakin berat untuk dihilangkan. Persoalan itu adalah 'krisis kepercayaan diri' dan segala ketakutan-ketakutan akan gagal selalu lebih dahulu menghampiri pikiran kita yang ujungnya pasti sebuah penyesalan. " Kenapa dan kenapa...??itulah pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenak kita. Lain halnya jika secara kebetulan kita mengambil sebuah keputusan yang sebenarnya memang tak disengaja yang ternyata di luar dugaan justru membawa sebuah kebaikan dan kebahagiaan. Tetapi karena ketidakkonsistennya kita dalam mengambil keputusan, hal persoalan krisis kepercayaan diri ini pun masih kadang muncul lagi.

Krisis kepercayaan diri pertama, orangnya terlihat di depan mata kita begitu sangat menarik..gaya bahasa dan tutur katanya pun sangat bagus..terkadang ide-idenya pun cemerlang. Namun ketika dia dihadapkan pada persoalan tugas yang sebenarnya ia mampu untuk melakukannya justru melemparkankan tugas ini ke orang lain atau membuat orang di sekitarnya menjadi tempat pelampiasan persoalan ketidakpercayaan dirinya itu. Di benaknya hanya terlintas kalo-kalo apa yang ia kerjakan akan menuai hasil mengecewakan buat orang lain. Bahkan orang yang tidak percaya diri terkadang bersembunyi dari ketakutannya itu. Ketakutan akan sebuah kegagalan. Dan orang inipun membebani rekannya untuk mengambil tugasnya, tanpa sedikitpun ilmunya ditularkan kepada rekannya karena enggan melihat rekannya melebihi kemampuan dia. Akhirnya dia dihadapkan sebuah kegagalan yang benar-benar gagal karena orang yang ia lemparkan tugas itu bekerja dengan baik hanya dengan bermodalkan KEBERANIANnya untuk mencoba dan ternyata menuai banyak pujian. Orang yang tadinya yang harus mengerjakan tugas itu sendiri menyesal dan tidak disadari timbullah perasaan cemburu dan akhirnya menjadi 'benalu' di lingkungannya. Tak senang melihat orang lain sukses. "akh...kalo bukan saya yang limpahkan pekerjaan itu, pastilah tidak akan sukses seperti ini",.."Aku khan yang sebenarnya dapat pekerjaan itu, cuma sayang saya kurang enak badan jadi saya melimpahkan tugas itu ke Dia",. Dibalik kesuksesan rekannya, ia masih sempat mencoba mendapat penghargaan dibalik sejumlah alasan-alasan ketidakpercayaan dirinya yang justru membawa perbuatan dosa.


Krisis kepecayaan diri yang kedua, orang ini di depan kita juga begitu anggun, terlihat berwibawa. Segala yang menghiasi tubuhnya terlihat menarik. Hampir waktunya dihabiskan dengan membaca buku, koran, dan bermain komputer. Melihatnya sekilas kita sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa inilah calon pemimpin. Namun ada yang membebani dirinya yaitu kembali kepersoalan ketidakpercayaan dirinya..bahwa apa yang selama ini ia kerjakan tidak pernah menjadi bumbu dari penampilannya yang menarik. Ilmu yang ia dapatkan tak dimanfaatkan dengan baik alias 'malas', ia hanya terlalu larut dengan kesibukannya sendiri. Ketika ada penawaran untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya bisa meningkatkan daya tariknya dan karirnya namun justru ia diam saja dan tidak ada sedikitpun keinginan menjemput peluang tersebut. Namun ketika orang lain yang mengambil tawaran itu dan mengalami kegagalan..barulah ia mau bercuap-cuap dengan mengeluarkan sejumlah solusi. Namun,ia tetap menolak, jika pekerjaan itu kembali ditawarkan kepadanya.

Krisis kepercayaan diri yang ketiga, Orangnya terlihat pandai bersosialisasi dengan orang lain. Bahasa dan penampilannya juga cukup menarik. Namun ada ketidakpercayaan dirinya bahkan mungkin ketidakkepercayaan 'akut' alias sudah menjadi penyakit. Sebenarnya dia tak ada gejala orang-orang malas..karena dia tak berhenti bergerak. Setiap saat dia selalu bekerja dan begitu rajinnya terkadang job orang lain pun diambilnya tanpa sepengetahuan rekannya. Setiap berkumpul sesama rekannya diluar, dia begitu aktif berbicara baik yang masuk akal maupun tidak alias 'cerewet', hingga buntut-buntutnya menceritakan kejelekan-kejelekan orang. Cerewet dan komunikatif tentulah berbeda..karena ketika di dalam sebuah obrolan dan diskusi orang ini hanya terlihat diam tanpa suara..badannya kaku setiap menghadapi sidang atau pertemuan formal lainnya. Semua hal yang bersifat formal dianggapnya tak penting. Tak ada niat untuk terlibat dalam diskusi. tak ada kalimat2 cerewetnya yang bisa didengar. Terlihat kegiatannya hanya fokus pada jam di tangannya. Orang ini seperti tak pernah dianggap ada dalam sebuah diskusi ataupun pertemuan, namun tak pula disadarinya bahwa ia telah dianggap 'BODOH'oleh lingkungan sekitarnya. Dan terkadang orang seperti ini terlihat seperti bawahan di hadapan orang lain.

Tapi semua itu adalah peristiwa yang semua orang pasti akan melaluinya. Hingga kita akan...menuju sebuah 'proses perbaikan'!!!Di mana proses itu akan mengajari kita tentang hidup yang sebenarnya. Kadang kita diharuskan untuk membuat sebuah keputusan yang serba cepat namun kadang kala kita juga dituntut untuk tidak begitu saja melakukan sesuatu yang belum matang untuk dipikirkan. Ketiga orang diatas mungkin mewakili diri kita..atau mungkin ketiga-tiganya pernah di alami dalam diri kita.

Penulis pun tidak menampik, bahwa proses kita sebagai mahkluk sosial sering dihadapkan pada persoalan seperti ini. Berada di lingkungan dengan karakter yang berbeda-beda. Namun ada hal yang mungkin kita harus sadari..bahwa siapapun kita, apapun pekerjaan kita, dan dimanapun kita berada biarkanlah kita menjadi cahaya dari diri kita sendiri, tetaplah kita selalu melihat bahwa ada banyak peluang-peluang yang bisa kita manfaatkan dari karakter yang kita miliki. Tuhan Maha Adil, menciptakan kita dengan kelebihan dan kekurangan kita masing-masing. Kita memang terlalu mudah untuk melihat kekurangan kita atau orang lain bahkan kalo harus ditulispun mungkin tak cukup dengan satu halaman, namun dibalik kekurangan itu ada hal yang bisa membawa kebaikan dan kebahagiaan buat kita.

Sebuah illustrasi...
Dua orang berada dalam satu tim, Orang Pertama sangat disiplin, ide cemerleng,tipe pekerja, segala sesuatu harus cepat diselesaikan,tak ada kata menunda-nunda pekerjaan dan sangat bertanggung jawab. Apa yang masih bisa dikerjakan hari ini..harus dilakukan. Melihatnya..begitu banyak kelebihannya yang membuatnya karirnya pun semakin naik. Sebuah masalah ketika ia mendapat tugas dari BOSnya untuk memasarkan sebuah 'produk baru'.Dan harus bekerja dengan Orang kedua yang bertolak belakang dengan karakternya. Terkenal dengan gayanya yang santai,dan kurang disiplin. Orang pertama dan orang kedua sama-sama menghadapi persoalan 'ketidakpercayaan diri'yakni ketidakpercayaan diri apakah mereka bisa melakukan kerjasama yang baik. Awalnya memang sulit..Orang pertama sering melemparkan kritikan yang pedas karena kepanikannya apabila target yang dibebankan kepada BOS mereka tak memenuhi target. Namun setelah lama bertahan bekerja sama dengan orang kedua, orang pertama pun sadar bahwa orang kedua sangat pandai dalam mencuri hati pelanggan hingga mau berlomba-lomba membeli 'produk baru' tersebut. Alhasil, mereka menjadi tim yang kuat..dan mereka berdua sudah saling memahami karakter masing-masing. Orang pertama perlahan-lahan sudah bisa menghilangkan kebiasaan PANIKnya yang sering muncul ketika bekerja, dan selalu mempercayai bahwa orang kedua akan selalu bisa menyelesaikan tugasnya dengan gaya santainya. Dan orang kedua pun begitu, ia sudah bisa lebih teratur dalam mengerjakan tugasnya dan selalu mengagumi gagasan-gagasan orang pertama. Mereka sudah bisa saling mengisi satu sama lain dan saling menghargai atas apa yang sudah dikerjakan.

Mari kita coba renungkan illustrasi di atas, jika kita belum bisa melakukan seperti yang orang pertama dan orang kedua lakukan. Jangan pernah menggangap bahwa kita adalah yang terbaik dari orang yang berada di sekitar kita. Dan krisis ketidakpercayaan diri akan selalu menghiasi keseharian kita. Tak ada manusia yang sempurna. Namun, selama kita mampu untuk saling menghargai dan mengerti tak pernah ada kegagalan satu sama lain. Marilah kita bekerja bersama dengan semangat yang sama. Tak ada sirik, tak ada egois, tak ada kata pesimis, dan tak ada saling menjatuhkan. Namun yang ada sebuah KEBERANIAN untuk melangkah dalam menuju sebuah 'Proses Perbaikan' untuk mencari dan memahami bahwa perbedaan itu memang indah..
Apa yang saya tulis ini hanyalah pandangan yang sifatnya subjektif saja. Kebenarannya kembali kepada anda semua. Terima kasih..salam!(YP)

Komentar

  1. I like it......
    bisa buat pelajaran ney.....
    lam kenal yach....
    blogwalking
    http://coretan-anna.blogspot.com/

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Alat Menggambar

Praktek Licik Bisnis Karya Seni